Aku tidak mengerti makna dari wacana atau
perumpamaan-perumpamaan-Nya sampai Ia tidak lagi bersama kita. Mungkin, aku
tidak mengerti sampai kata-kataNya memiliki bentuk yang hidup sebelum mataku
dan tubuhku melakukan prosesi menjalani hari-hariku.
Biarkanlah aku mengatakan hal ini kepadamu: “Suatu malam
saat aku duduk di beranda rumahku, dan mengingat kata-kata dan perbuatan-Nya
yang bisa kutuliskan dalam buku, tiga pencuri memasuki rumahku. Walaupun kutahu
mereka datang untuk merampok barang-barangku, aku lebih berkonsentrasi pada apa
yang kulakukan daripada menghajar mereka dengan pedang atau mengatakan, “Apa yang
kamu lakukan di sini?”
Aku tetap melanjutkan menulis apa yang kuingat tentang Guru itu.
Ketika para pencuri itu telah pergi, aku ingat kata-kataNya, “Ia yang ingin mengambil
jubahmu, maka biarkanlah dia mengambil jubahmu yang lain.”
Aku memahaminya. Setelah aku mencatat kata-kata-Nya tidak
ada orang yang akan menghentikanku, bahkan jika dia ingin mengambil seluruh
hasratku.
Meskipun, aku akan menjaga milikku dan orang-orangku, namun
aku mengetahui di mana harta terbesar berada.
{KHALIL GHIBRAN}