Sunday, January 22, 2012

TENTANG AMALAN YESUS



Aku tidak mengerti makna dari wacana atau perumpamaan-perumpamaan-Nya sampai Ia tidak lagi bersama kita. Mungkin, aku tidak mengerti sampai kata-kataNya memiliki bentuk yang hidup sebelum mataku dan tubuhku melakukan prosesi menjalani hari-hariku.
Biarkanlah aku mengatakan hal ini kepadamu: “Suatu malam saat aku duduk di beranda rumahku, dan mengingat kata-kata dan perbuatan-Nya yang bisa kutuliskan dalam buku, tiga pencuri memasuki rumahku. Walaupun kutahu mereka datang untuk merampok barang-barangku, aku lebih berkonsentrasi pada apa yang kulakukan daripada menghajar mereka dengan pedang atau mengatakan, “Apa yang kamu lakukan di sini?”
Aku tetap melanjutkan menulis apa yang kuingat tentang Guru itu.
Ketika para pencuri itu telah pergi, aku ingat  kata-kataNya, “Ia yang ingin mengambil jubahmu, maka biarkanlah dia mengambil jubahmu yang lain.”
Aku memahaminya. Setelah aku mencatat kata-kata-Nya tidak ada orang yang akan menghentikanku, bahkan jika dia ingin mengambil seluruh hasratku.
Meskipun, aku akan menjaga milikku dan orang-orangku, namun aku mengetahui di mana harta terbesar berada.
{KHALIL GHIBRAN}

Saturday, January 21, 2012

“Sebuah Pesan...”




Dia dan aq sama-sama merasakannya…..
Tapi, meski kami sama-sama menyamar…..
Dia tidak tahu siapa aq…..
Sampai ketika suatu malam…..
Saat aq menyanyikan lagu…..
Dia baru tahu aq lah orangnya…..
Ada sebuah pesan tersirat di lirik lagu itu.
Ini kesempatan terakhirku menyampaikan pesan…..
Semua tergantung hari ini…..
Aq tidak takut mati…..
Aq takut kepada orang yang aq kasihi,
Tidak tahu untuk apa aq mati…..
Aq meninggalkan pesan ini dengan harapan,
Dia memaafkan keputusanku…..
Aq juga percaya dia akan mengerti…..
Apapun yang mereka lakukan pada diriku,
Jiwaku akan hidup bersamanya…..
Apa yang tidak pernah bisa dipahami mereka,
Adalah jiwanya dan jiwaku bersatu menyatu…..
Dan semangat persaudaraan dan kepercayaan pada cinta.

“Irama dan Pilihan...”




Ketika kau masuki pintu ini…..
Kau akan berada di tengah arus…..
Tanpa jalan keluar…..
Dan hidup adalah tentang arus…..
Temukan iramamu, maka kau temukan hidupmu…..
Ada dua hal tentang itu…..
Melawan arus, dan terbawa arus…..
Semuanya ada pilihan…..
Beruntung kau punya pilihan…..
Tak mudah menggantikan pilihanmu,
Dengan pilihan yang lain…..
Karena yang ada hanya pilihanmu…..
itulah pilihanmu sesungguhnya,
Pegang pilihanmu, dan lakukan dekat hatimu…..
Hanya itulah pilihanmu mulai saat ini…..
Saat kau belum menemukan pilihanmu dan iramamu…..
Kau banyak mengalami keresahan, kegusaran, kebimbangan, dsb.
Tapi kau menemukan iramamu, menentukan pilihanmu…..
Memang semua ada takdirnya, tapi tidak selalu pasrah padanya…..
Dan ingatlah, kau bukan yang pertama, dan takkan menjadi yang terakhir,
Dalam hal itu…..




“Goresan Puisi...”




Ini adalah puisi yang indah, dimana ketika saya menghilang dibuat…
Kadang-kadang koneksi laba-laba…
Kadang-kadang dengan kesulitan besar dibuat…
Tetapi sering indah…
Itu terjadi setelah aku pergi…
Dan aku mulai hal-hal dengan cara melihat…
Saya berpendapat bahwa dunia tanpa aku…
Ketika dia memasuki kamarku, aku sadar…
Selama ini aku di tunggu…
Aku juga telah menunggu begitu lama…
Aku takut dia tidak akan datang…
Aku mencintaimu,…
Tidak ada yang menyadari hal ini ketika kita pergi…
Maksud aku…ketika kita benar-benar lebih pergi…
Akan merasa lebih dari bisikan, jika gelombang berbisik…
Gelombang ini turun…
Aku disini sebentar, dan kemudian aku pergi…
Aku berharap kalian bertahan lama dan hidup bahagia…




Muarif Ismatullah Mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

salam



“Salam”
Mendung berganti hujan
bersama tetes air mata kepergian
pergi harapan tinggal kenangan
langitpun bersedih
melihatku merasakan perih pedih
mengingatmu putih
awan putih bergati hitam
langitpun suram
siang bagai malam dengan kejam
hujan menghantam
tapi aku diam diam dan diam
tak kurasa hantaman hujan kejam
hanya kau yang ku pikirkan dalam-dalam
ingin sekali ku kirim salam
untuk mu yang kini telah silam

pohonku


“pohon ku”
pohon ku pohon ilmu.....
ku rawat ku jaga ku tunggu
hingga datang harap ku
pohon ku pohon ilmu.....
akar pait bertuah madu
batang duri berbunga wangi
ooh..........
pohon ku pohon ilmu.....
tak jemu ku menunggu, merawat mu
mengindahkan mu, memuliakan mu
walau hujan menghantam
walau panas memyengat
semangat ku takkan padam
ku kan terus merawat
demi menikmati buah mu
yang syahdu, merdu, manis bagai madu
aku rindu.....
ooh..........
pohon ku pohon ilmu



Moch. Choirul Azhar
Mahasiswa Jurusan PA Semester III

SAAT SEMUA MASIH BAYANG




Adalah suara hati yang rontok.
Saat kau gempur rerindu
Tanganku tanpa tambatan.
Jalan-jalan itu tak ada surga

Aku tujuh kali mengelilingi sindrom ilusi
 Tujuh kali menggigil merangkai ayat-ayat

Maka kutakdirkan jalan itu pada jalanku
Saat hampa tanpa sukma
Saat engkau masih riduku
2011


Zamizam Sir Yatama, adalah mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama. Bergiat di Masyarakat Bawah Pohon Yokyakarta.


KUBAYANGKAN SEMESTA ADALAH SEPOTONG HATIMU, PIY!




Piy, di malam itu kusyairkan lagu-lagu tualang sunyi. Mendamba gerimis jadi peri yang turun dari kayangan. Sebab segala cinta telah tersudut dalam rimba. Dari auman singa dan lolongan anjing
Lalu, aku duduk di antara munajat bukit. Di bawah pohon bidara yang keropos. Sambil meratapi semut yang terjungkal dan belalang yang kehilangan suara

Piy, tiba-tiba matamu yang kekunang-kunangan menggantung di celah luka malam. Menjinjit ke pundak bukit. Menyebarkan kuningmu ke altar-altar bebatuan.
Terlintas dalam angan: engkau memintal cahaya rembulan dengan sehelai hitam. Menjadi irisan hujan yang tergerai. Agar kesangsian tidaklah kekal dan langit kembali terlihat biru. Tetapi adakah rembulan kau bangkitkan dari sukmamu, setelah mentari terbit dari ufuk sukmaku?

Piy, siang malam telah aku lewati. Hayalanku tamat membayangkan semesta ini menjadi sepotong hatimu. Gersang menjadi subur. Pegunungan runcing menjadi gundukan-gundukan permata. Pohon-pohon rindang membuai segala mimpi.
Sementara aku adalah Adam yang pertama menghirup kesegaran udaranya. Tak ada gurun tandus, pengap, sesak, dan terhimpit. Karena aku tahu kehidupan dalam setiap hati adalah kehidupan cinta. Piy, rubahlah semesta ini menjadi sepotong hatimu agar semua manusia lembut meniti kehidupan.
2011